Pengaruh Agama Kristen Terhadap Konsep Kehidupan Setelah Kematian dalam Budaya Batak Toba
DOI:
https://doi.org/10.63037/ivl.v6i2.27Kata Kunci:
Kehidupan Setelah Kematian, Batak, Hari Minggu, Kebangkitan Tuhan, Ekaristi, Umat Beriman.Abstrak
Sebelum evangelisasi oleh Gereja Katolik sampai ke tanah Batak, masyarakat Batak sendiri sudah memiliki konsep kepercayaan akan wujud tertinggi, yaitu Mulajadi Na Bolon. Kepercayaan itu dikenal dengan sebutan Parmalim. Dalam kosep ini tidak hanya berbicara tentang sistem kehidupan, tetapi juga menyangkut penciptaan bahkan hingga kehidupan setelah kematian. Konsep kehidupan setelah kematian dalam agama tradisional Batak sangat berbeda dengan konsep kehidupan setelah kematian adama Katolik. Tujuan penelitian ini adalah hendak melihat pengaruh agama Katolik terhadap konsep kehidupan setelah kematian dalam Budaya Batak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara pemujaan terhadap leluhur orang Batak didasari oleh konsep kehidupan setelah kematian agama tradisional Batak, bahwa roh leluhur mampu mempengaruhi kehidupan orang yang masih hidup, mampu memberi berkat maupun kutuk. Kehadiran agama Kristen memurnikan konsep ini, bahwa upacara kepada leluhur merupakan bentuk penghormatan dan belas kasih terhadap mereka yang sudah meninggal, yang ditujukan untuk mendoakan demi keselamatan jiwa mereka.