In Veritate Lux : Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya
http://e-jurnalstpbonaventura.ac.id/index.php/JURKAPS
<p>Journal of IN VERITATE LUX: Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya, is a scientific communication medium intended to accommodate research results, results of studies, or scientific studies related to Catholic Religious Education as a form of STP Santo Bonaventura Delitua Medan's contribution to the development of Catholic Religious Education in general. Journal of Journal of IN VERITATE LUX: Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya published by the STP St. Bonaventura Delitua Medan, Indonesia.<br /><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1517890975">P-Issn</a></p>STP St. Bonaventura Medanen-USIn Veritate Lux : Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya2615-4188SINODALITAS GEREJA: STRATEGI MEWUJUDKAN UMAT KATOLIK YANG BERPARTISIPASI DI PAROKI SAKRAMEN MAHAKUDUS KISARAN
http://e-jurnalstpbonaventura.ac.id/index.php/JURKAPS/article/view/99
<p><em>This research aims to show strategies for realizing who participate in the Parish of </em>Sakramen Mahakudus<em>. The pastoral focus of the Archdiocese of Medan (</em>KAM<em>) in 2024 is Participation. Participation is fundamental and essential in building synodality. This paper will describe the strategy carried out by the Parish of </em>Sakramen Mahakudus Kisaran<em> to realize people who participate within the framework of the Church’s five pillars: kerygma, diakonia, koinonia, liturgia, martyria. This research was conducted using qualitative methods with a case study approach. The writer reads, analyzes and formulates writings related to the theme of the writing. The author is also directly involved in the process of identifying problems and formulating strategies for solving problems in accordance with the pastoral focus. The author collaborates with related parties jointly formulate a parish program based on pastoral focus.</em></p>Alb Irawan Dwiatmaja
Copyright (c) 2025 In Veritate Lux : Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya
2025-02-282025-02-288111910.63037/ivl.v8i1.99IRONI DI BALIK PEMBANGUNAN KAPITALISME: MENELISIK KRITIK PETER L. BERGER TERHADAP IDEOLOGI KAPITALISME
http://e-jurnalstpbonaventura.ac.id/index.php/JURKAPS/article/view/120
<p><em><span style="font-weight: 400;"><span style="vertical-align: inherit;"><span style="vertical-align: inherit;">Tulisan ini merupakan upaya penulis untuk menunjukkan realitas ironis di balik pembangunan menurut ideologi kapitalisme dari gagasan Peter L. Berger. Menurut Peter L. Berger, pembangunan manusia yang berlandaskan ideologi kapitalis, menyiratkan dan membutuhkan dua dimensi yang menyayat hati, yang di satu sisi menyelubungi mitos pertumbuhan ekonomi untuk kepentingan pemilik modal, dan di sisi lain ini membutuhkan 'pengorbanan manusia' sebagai penopangnya yang membentuk piramida. Dengan demikian, Berger berpendapat bahwa pembangunan seharusnya hadir untuk menghilangkan penderitaan, bukan sebagai sumber penderitaan bagi rakyat itu sendiri akibat mitos pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan dan ideologi subjektif yang tersembunyi dalam kebijakan tujuan pembangunan itu sendiri. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian pustaka. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan saat ini menunjukkan hal serupa yang membutuhkan manusia sebagai biaya pembangunan. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian ini, penulis mengusulkan gagasan etika hubungan masyarakat Peter L. Berger sebagai sebuah konsep yang cukup tangguh dan relevan dalam menangani dan memberantas masalah pembangunan.</span></span></span></em></p>Apolonaris Ola Suan
Copyright (c) 2025 In Veritate Lux : Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya
2025-02-282025-02-2881203510.63037/ivl.v8i1.120REFLEKSI KEADILAN JUBATA DALAM TRADISI TARIU SUKU DAYAK: MENYIMAK PESAN NAHUM 1:1-8
http://e-jurnalstpbonaventura.ac.id/index.php/JURKAPS/article/view/100
<p>Tulisan ini berfokus pada hubungan antara tradisi Tariu masyarakat Dayak dan konsep keadilan Tuhan yang diungkapkan dalam Nahum 1:1-8. Melalui kajian ini, ditemukan bahwa Tariu tidak hanya berfungsi sebagai ekspresi budaya, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai spiritual dan sosial yang berkaitan dengan keadilan dan keseimbangan. Tariu menjadi simbol kehadiran Tuhan dalam konteks budaya Dayak. Tujuan penulisan adalah untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana masyarakat Dayak memandang dan mengadakan keadilan Tuhan. Metodologi yang digunakan mencakup analisis literatur, observasi terhadap kegunaan Tariu, dan interpretasi teks Nahum, dengan pendekatan kualitatif untuk menggali konteks budaya secara mendalam. Penelitian ini memberikan wawasan tentang integrasi antara tradisi lokal Masyarakat Dayak dan Kitab Suci Perjanjian Lama, serta relevansinya dalam memahami keadilan Tuhan di era modern</p>Jakarias Sukardi
Copyright (c) 2025 In Veritate Lux : Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya
2025-02-282025-02-2881365610.63037/ivl.v8i1.100MODERASI BERAGAMA SEBAGAI SARANA MEMPERTAHANKAN PREDIKAT SINGKAWANG KOTA TERTOLERAN
http://e-jurnalstpbonaventura.ac.id/index.php/JURKAPS/article/view/116
<p><em>This article discusses the importance of religious moderation in maintaining religious harmony in Singkawang. As one of the most tolerant cities in Indonesia, Singkawang has managed to foster an inclusive atmosphere despite its religious diversity. The purpose of this study is to analyze how religious moderation contributes to maintaining religious harmony in Singkawang and its implications for the broader national context. The study uses a qualitative approach with descriptive analysis, focusing on the role of local government, religious leaders, and communities in promoting religious moderation. The results show that the implementation of religious moderation in Singkawang has led to positive outcomes, such as reduced religious intolerance and increased cooperation among religious communities. The study concludes that religious moderation is essential to preserving the city's tolerant status and ensuring harmonious coexistence in a diverse society. The findings suggest that the government, religious leaders, and the public must work together to maintain this harmony by promoting dialogue, mutual respect, and understanding. It is hoped that Singkawang can serve as a national model for religious tolerance in Indonesia.</em></p>VenansiusKristianus Atok
Copyright (c) 2025 In Veritate Lux : Jurnal Ilmu Kateketik Pastoral Teologi, Pendidikan, Antropologi, dan Budaya
2025-02-282025-02-2881577110.63037/ivl.v8i1.116